Minggu, 30 September 2018

Awal kedatangan Etnis Tionghoa di Malaysia


Malaysia yang dulunya bernama Malaya, merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957, setelah sebelumnya dikuasai Inggris. Di Malaysia sendiri hidup berbagai macam suku dan bangsa. Ada 3 suku besar yang bermukim di Malaysia, mereka adalah suku Melayu, Cina, dan India. Kaum Cina dan India banyak mempengaruhi tradisi budaya dan tradisi bangsa lain, khususnya di kawasan Asia Tenggara.[1] Masuknya agama Buddha ke Cina pada abad ke-3 masehi melahirkan kontak perdagangan baru melalui para peziarah Cina yang pada abad ke-5  dan ke-6 memanfaatkan rute-rute perdagangan maritim serta jalan darat ke India, tanah suci agama mereka. Para tokoh agama yang melakukan ekpedisi penyebaran agama ini singgah di beberapa tempat dan melakukan hubungan dengan orang-orang persinggahan mereka, beberapa kawasan seperti Indonesia, Malaka dan Malayapun menjadi bagian dari persinggahannnya.

Rabu, 19 September 2018

Senja Tenggelam di Punggungnya




Remang-remang,
Ku lihat Kameswara berdiri di sudut ruang.
Senja tenggelam di punggungnya.
Cahaya kekuningan itu perlahan-lahan menghilang.
Berbaur dengan peluh di punggungnya yang legam.
Ku peluk erat Kameswaraku.
Kuenyahkan segala sesak di punggungnya.
Ia hanya diam tak melawan.
Barangkali ia tahu, sesak di dadaku telah menjelma sembilu.
Ia lalu membalikkan badan,
Menghapus goresan gincu di bibirku,
seraya berkata
“Aku pulang”

Jumat, 14 September 2018

Awal Perubahan Diskriminasi Kulit Hitam di Amerika



Ilustrasi Lincoln, sang pembebas perbudakan (historia.id)
perubahan ini berawal  dari adanya peraturan pembebasan budak pada abad ke 19, yang tidak lain upaya dari Abraham Lincoln untuk membebaskan kulit hitam. berlanjut ketika Perang Dunia II berlangsung, kaum kulit hitam atau Afrika-Amerika sering melakukan berbagai usaha untuk mengatasi diskriminasi yang terjadi. Diskriminasi yang terjadi meliputi di berbagai tempat, di bidang militer dan juga di tempat kerja, dan ruang-ruang sosial lainnya.  Selama ini kaum kulit hitam menempati kelas kedua dalam kehidupan Amerika. Kasus rasial nyata terjadi dimana-mana. Richard Wright seorang novelis kulit hitam dalam autobiografinya mengatakan bahwa ia didorong oleh orang kulit putih dan hendak diadu dengan kulit hitam lain untuk dijadikan hiburan anak-anak kulit putih.

Selasa, 11 September 2018

Teguran di 21 Tahun ku!


Teguran di 21 Tahun ku!
(Part 1: Diselingkuhin-Hadiah ke Thailand)


Jika ditanya masa-masa tak terlupakan,
Mungkin tahun 2017 kemarin adalah tahun-tahun yang tak akan terlupakan.
Tahun-tahun yang memuat peristiwa paling menyedihkan dalam hidup,
Sekaligus pencapaian-pencapaian impian.

Usia ku mungkin memang baru 21 tahun pada 2017.
Allah memberikanku kemudahan dalam menuntut ilmu.
10 februari 2017, aku sidang. Skripsiku diuji. Dan aku menepati janjiku pada orang-orang yang kucintai: lulus 3,5 tahun sebagai mahasiswa berprestasi.
Ya. Selain orangtuaku, saat itu kekasihku mendampingiku.
Menjadi saksi perjalananku menyelesaikan studi S1.

Kamis, 03 Mei 2018

Leo Rojas, Aset Indian Yang Tersisa


Beberapa hari ini, otak dan pikiranku seakan penuh oleh alunan instrument Leo Rojas. Alunan musiknya lumayan bisa menyegarkan otak yang supek akibat deadline yang gak manusiawi. Mungkin bagi para pecinta musik instrumental, Leo Rojas sudah tidak asing lagi. Pria kebangsaan Ekuador ini memang memiliki darah Indian asli. Tak heran jika alat musik yang dimainkannya seakan memiliki roh. Hidup.

Rabu, 18 April 2018

Untuk Lelaki, Yang Pernah Menjemputku di Stasiun Itu



Di stasiun itu, kau pernah melepasku
memelukku sesekali, tanpa tahu kapan aku kembali
mengecup keningku, seraya mengumpat waktu
"sabar sayang, aku harus kembali ke rantauan",
bisikku pelan

di antara riuh para penumpang, kau melambaikan tangan
melihatku berdesakan, tanpa tahu kemanakah aku akan pulang
"bisakah kita bertemu lagi pekan depan?, teriakmu
"aku tak kuat menahan rindu!"
aku hanya tersenyum, mengangguk mengiyakan
tak sabar menanti pekan depan

di sudut jendela gerbong dua kereta Penataran
mataku meremang jauh pada barisan Pawitra di sudut kanan
bukankah katamu aku tak tergantikan?
ternyata jarak, membuatmu begitu mudah menipu keadaan
melupakan segala pahit dan gembira
perjalanan yang telah kita bangun sekian lama
demi seonggok perempuan, yang entah datang darimana

Kukira, kau mencintaiku tanpa jeda
nyatanya, koma membuatmu berhenti begitu lama
setelah sekian masa lamanya
akhirnya aku tiba pada stasiun itu,
tempat kau dulu pernah menjemputku
dengan pelukan hangat dan senyum simpulmu
aku sampai,
tapi tidak untuk rindu-rinduku.


Malang, 2017
Wiretno Sikiwir


Kamis, 12 April 2018

Kampung Arab Tertua di Gresik

Harian Surya edisi Minggu, 8 Maret 2018









Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik terletak di tengah perkampungan penduduk.
Kawasan wisata Makam Malik Ibrahim termasuk kategori kampung dalam kota yang identik dengan budaya Arab/Islam yang dikenal berkat adanya makam Malik Ibrahim.

Salah satunya adalah Kampung Pulopancikan.
Gang-gang dengan deretan rumah berasitektur kuno hingga kolonial menjadi pemandangan unik kampung itu. Kampung Pulopancikan memiliki daya tarik wisata yang kuat bagi Gresik. Daerah itu merupakan salah satu Kampung Arab tertua di Gresik.

Hingga saat ini etnis Arab di Gresik tersebar di dua wilayah. Yang pertama di Kampung Gapuro, Sukolilo, dan satu lagi di Desa Pulopancikan. Letaknya sekitar 500 meter dari makam Sunan Maulana Malik Ibrahim.
Berdasarkan fakta sejarah, Gresik dikenal sebagai kota pesisir yang ramai dikunjungi pedagang asing. Persinggungan dengan banyak pendatang itu kemudian menjadikan Gresik sebagai salah satu kota pantai utara Pulau Jawa yang terbentuk dan berkembang menjadi suatu kota yang multietnis.
Menurut peneliti Denys Lombard, kebanyakan pedagang yang menetap di pesisir berasal dari wilayah Hadramaut.

Babad Gresik menyebutkan kedatangan para ulama Islam atas perintah Sultan Sadad dari Negeri Gedah untuk menyiarkan Agama Islam sambil berdagang. Peristiwa itu terjadi pada 1293 Saka atau 1371 Masehi.
Menurut penuturan pengurus organisasi Maulana Malik Ibrahim, Kampung Pulopancikan merupakan pemukiman Arab yang berjuang bersama Syekh Maulana Malik Ibrahim untuk menyebarkan Islam.

Awal kedatangan Etnis Tionghoa di Malaysia

Malaysia yang dulunya bernama Malaya, merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957, setelah sebelumnya dikuasai Inggris. Di Malaysia sendiri hidup...