Kamis, 03 Mei 2018

Leo Rojas, Aset Indian Yang Tersisa


Beberapa hari ini, otak dan pikiranku seakan penuh oleh alunan instrument Leo Rojas. Alunan musiknya lumayan bisa menyegarkan otak yang supek akibat deadline yang gak manusiawi. Mungkin bagi para pecinta musik instrumental, Leo Rojas sudah tidak asing lagi. Pria kebangsaan Ekuador ini memang memiliki darah Indian asli. Tak heran jika alat musik yang dimainkannya seakan memiliki roh. Hidup.

Musiknya tidak mendayu-dayu. Namun tegas selaras dengan nyanyian alam. Entah, kesumpekan pada diri ini seakan pergi mengikuti suara hilir sungai dan kicauan burung pada setiap video yang dimainkannya. Duh kang mas…. Aku tresno sampeyan… Aku bukan orang yang terlalu menggilai musik. Namun sajian musik kang Leo benar-benar membuatku tenang. Merinding. Seakan aku berada di tengah-tengah sabana dengan kuda dan elang saling berkejaran. Mendengar tiupan flutenya, seakan aku ditampar oleh angina yang sedang bertiup kencang di pegunungan..
Semakin dalam, semakin ku resapi. Hingga aku menyadari ada sesuatu yang kosong. Sesuatu yang membuatku sesak. Dan musik Rojas mengantarku untuk mencari “kekosongan” itu. Mengajakku berlarian di rimbunnya ilalang untuk mencari sesuatu yang hilang. Mengajakku menyegarkan diri di air terjun, hingga aku lupa bagaimana cara menyakiti orang lain. Damai. Tak ada hiruk pikuk kota, tak ada kemacetan, tak ada dengki. Semuanya selaras dengan alam.
Anda penasaran? Berikut videonya!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tambahkan komentar

Awal kedatangan Etnis Tionghoa di Malaysia

Malaysia yang dulunya bernama Malaya, merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957, setelah sebelumnya dikuasai Inggris. Di Malaysia sendiri hidup...