Remang-remang,
Ku lihat Kameswara berdiri di sudut ruang.
Senja tenggelam di punggungnya.
Cahaya kekuningan itu perlahan-lahan menghilang.
Berbaur dengan peluh di punggungnya yang legam.
Ku peluk erat Kameswaraku.
Kuenyahkan segala sesak di punggungnya.
Ia hanya diam tak melawan.
Barangkali ia tahu, sesak di dadaku telah
menjelma sembilu.
Ia lalu membalikkan badan,
Menghapus goresan gincu di bibirku,
seraya berkata
“Aku pulang”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tambahkan komentar