Media Politik Legitimasi Pemimpin Jawa
Indonesia
adalah sebuah negara yang terdiri dari beberapa etnis dan kebudayaan. Berbicara
mengenai kebudayaan, tentu saja tidak dapat dipisahkan dari sebuah hubungan
komunal dan sistem serta pola-pola yang berlaku pada masyarakat. Kebudayaan
berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal,
kemudian menjadi budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga
kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Hal ini juga
didukung oleh pendapat Koentjaraningrat yang mengidentifikasikan kebudayaan
sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan
belajar[1]
serta keseluruhan dari hasil budi pekerti.
Kebudayaan
ini meninggalkan berbagai jejak yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari masyarakat Indonesia, termasuk kehidupan berpolitik. Meskipun telah
memasuki era yang dikenal sebagai era global atau era modern, kehidupan
berpolitik para elit pemimpin tidak terlepas dari mitos, yang merupakan sebuah
tradisi folklore sejak dahulu.